Translate

Senin, 12 Februari 2018

Kisah Pak Misran Guyana French ke Jawa 4

Setelah kedatangannya terakhir tahun 1992, Pak Misran tidak datang lagi ke jawa sesuai pesan yang disampaikannya terakhir bahwa beliau tidak akan datang lagi karena sudah tua. Dulu pernah berkirim surat hanya satu kalimat yaitu "Kabar Slamet", sehingga informasipun terputus.

Juni 2011 Painem anak Pak Misran  beserta Yatiman Manredjo suaminya yang dulu pernah ikut bapaknya datang lagi ke Jawa. Kali ini ditemani Roger manredjo dan istrinya Sampeh Waras. Kedatangannya ke Minggir diantar oleh mobil hotel, dan ketemu sebentar dengan Pak Tohari dan putranya Pak Sutrisno. Karena keterbatasan waktu harus bergabung rombongan maka tidak bisa bercerita banyak.

Sore hari setelah kunjungan ke Minggir Pak Sutrisno menemui rombongan Ibu Painem Misran ke Hotel Ross in di Bantul Yogyakarta. Keesokan harinya penulis dan suami diberitahu jika akan menemui keluarga Painem Misran masih ada dihotel Ross In tetapi akan segera melanjutkan perjalanan wisata ke Bali.

Pagi itu penulis dan Suami bergegas menuju hotel Ross In supaya bisa bertemu, walaupun penulis sendiri belum kenal dan seperti apa orangnya. Kami mengendarai motor sendiri  karena nanti sekalian kerja. Sesampai di Ross in banyak tamu yang sudah siap cek out di Loby dengan koper yang besar besar, dalam hati saya ini rombongan dari Suriname. Wajah mereka masah sama seperti orang jawa dan cenderung hitam. Saya menuju recepsionis dan menanyakan nama Painem, Yatiman rombongan dari suriname. Pegawai hotel menjawab bahwa dia tidak hafal karena semua sudah cek out dan rombongan ada di loby serta sebagian baru breakfast. Saya bingung mau bertanya karena bahasanya jowo ngoko. Tidak enak rasanya menyapa dengan bahasa jawo ngoko kepada orang yang belum kita kenal.

Bahasa jawa ada tingkatanya ngoko untuk sesama dan untuk usia dibawahnya, serta jawa halus kromo madyo dan kromo inggil untuk yang lebih tua dan yang dihormati. Karena mereka hanya bisa berbahasa jawa ngoko akhirnya kuberanikan diri menghampiri salah satu tamu yang ada di loby. " Bu, Nyuwun sewu rombongan seko suriname" tanyaku. Dengan tatapan yang agak heran dia menjawab" iyo". Saya tanya kembali, "Ibu kenal  Bu Painem ro Pak Yatiman? belum ibu tadi menjawab, dari sofa sebelah menjawab, " Eh aku painem, kowe sopo? saya menghampiri beliau dan saya mengenalkan diri sambil berjabat tangan , "aku bojone syafii mantune pak Tohari" (saya istri Syafii menantu Pak Tohari). Kalo dengan suami saya beliau tau karena sudah ketemu tahun 1986 dan 1992. Anaknya Painem yaitu Roger dan menantunya menghampiri saya dan berkenalan. Tak lama kemudian suami saya datang dan mereka saling berjabat tangan, dan berbincang bincang kangen kangenan, maklum 19 tahun tidak ketemu sudah banyak perbedaan. Karena mereka segera akan berangkat ke bali, tak lupa saya minta alamat dan nomor telepon keluarga bu Painem, demikian juga saya memberi nomor mobile phone dan alamat email.

Sebelum berpisah kami menyempatkan diri untuk foto bersama. Tak lama kemudian bus yang akan mengantar rombongan sudah datang, tour leader yang dari Belanda juga menghampiri saya untuk sekedar berkenalan. Karena waktu sudah sesuai jadwal rombonganpun segera bergegas masuk ke Bus Pariwisata. Kami dan pegawai hotel berjabat tangan dengan rombongan tour serta mengantar kepergian rombongan masuk ke Bus. kamipun saling melambaikan tangan. Bus pun berangkat, dan kami kembali ke tempat kerja.

#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#Harike-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar