Translate

Sabtu, 31 Maret 2018

Review Buku Menulis tanpa Rasa Takut

Review Buku Menulis tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis
Buku ini ditulis oleh Bapak S.T. Kartono. Buku ini merupakan cetakan pertama pada tahun 2009. Jumlah halaman yang ditulis sebanyak 70 halaman, dicetak oleh Percetakan Kanisius Yogyakarta.
Penulis adalah pendidik di SMA Kolase De BrittoYogyakarta serta mengampu mata kuliah menulis di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Sanata Dharma. Beliau juga kolomnis pendidikan telah menulis 300 artikel di Harian Jogja, Bernas, Kompas, Basis, Kedaulatan Rakyat dll. Beliau juga menulis buku Menabur Benih Keteladanan (2001), Menebus Pendidikan yang tergadai (2002), Reformasi Pendidikan (2003), Seri Pendidikan Budi Pekerti (2003-2004), Sekolah Bukan Pasar (2009) serta sebagai pemateri pengembangan visi keguruan dan kepenulisan di berbagai institusi pendidikan.

Buku tersebut berisi informasi dan inspirasi menulis bagi penulis pemula. Spirit dalan buku ini adalah membangun keberanian baru yang membawa pencerahan untuk masyarakat. Dalam halaman pembuka disebutkan bahwa menurut Sapare Aude berani menulis berani menyampaikan gagasan. Menulis membutuhkan keberanian karena tulisan harus membawa pencerahan. Berani menyatakan pendapat meskipun berseberangan dengan arus utama. Menurut S.T Kartono menulis itu butuh proses yang panjang, disertai jatuh bangun bahkan frustasi, ide mampet, tulisan terhenti.
Untuk memulai menulis  dan untuk memperoleh pencerahan adalah dengan membaca realitas dan teks dengan mata, telinga, dan hati dengan kritis.ide ide segar harus dilatih dengan menghubungkan kata tanya " mengapa begini, mengapa begitu, bagaimana seharusnya, bagaimana kenyataannya, solusi apa yang ditawarkan"  itulah titik yang harus ditemukan untuk menemukan jawaban dan bereksplorasi pengetahuan sehingga berhasil menemukan pencerahan dan revolusi ilmu pengetahuan.
Melalui menulis menurut ST Kartono benih benih multikulturalisme akan bertebar, dari tulisan akan menjadi alat untuk memahami dan memaknai perbedaan.
Dalam sambutanya bahwa pada zaman dahulu kita ingin menjelajah dunia luar tetapi tidak punya dana tapi sekarang kita bisa ubah menjadi have tulisan will travel.
Dalam buku kecil tersebut ditulis dengan bahasa yang sederhana, dan seperti bahasa percakapan yang enteng tentang pengalaman beliau dalam menulis dan contoh artikel yang telah dikirim ke media. Selain di Bab I juga di jelaskan akan makna menulis, siapa saja yang bisa menulis. mengapa harus menulis, apa kelebihan bahasa tulis dibanding bahasa lisan, apa manfaat menulis. Dalam bab II  disampaikan mengenai  bagaimana menemukan ide dan gagasan dan bagaimana merumuskan ide yang menarik. Pada bab III di sampaikan tentang proses menulis yang dimulai dari langkah awal menulis, proses menulis,langkah langkah jika tulisan selesai dan tata cara menaklukkan media masa serta evaluasi. Pada bab IV adalah  bagaimana bisa menulis terus menerus.
Kesimpulan dari buku menulis tanpa Rasa Takut bagus untuk bahan referensi bagi pemula, bahasa sangat sederhana disertai contoh tulisan yang beliu kirim ke media. hanya tata bahasa seperti percakapan biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar